CARI

26 April 2013

Menulis

Adakalanya- saya sangat ingin sekali menulis, tapi tidak tahu apa yang musti saya tulis.

Menyuarakan hati secara lirih-lirih dengan goresan hitam pensil tumpul. Namun, akal yang secara kebetulan berjenis kelamin pria menjadi masturbasi mendengarnya.
Saya tidak ingin merasa menjadi pendosa setelahnya.

Saya berteriak saja.
Mengharapkan wajah-wajah pengertian menoleh acuh ke kanan pada bising tinta kabur. Harapan saya tidak terkabul. Mereka melipir kekiri, lari, menghindari paragraf lengking idealis jahil.

Saya lelah.
Sekarang saya ingin telanjang. Memfilmkan buah pikiran pada dinding putih lebar, walau mungkin setelahnya saya kedinginan tanpa penutup pakaian. Barangkali, bikini two pieces atau lingerie warna-warni masih cocok untuk kulit ide tipis yang ekstra sensitif.

Lalu hal itu tertulis, demikian.

4 comments: