CARI

13 October 2013

Pukul Tujuh Pagi

Peri kecil itu tidak pernah tega melihat anak kecil itu selalu menangis di pojok ruangan kecil di atas tempat tidurnya yang kecil, di pagi hari.
"kenapa kamu menangis?" Tanya peri kecil seperti tidak pernah lelah bertanya.
"Aku ingin membunuh Ayahku atau Ibuku." Jawab anak kecil seperti lupa dia sudah sering ditanya.

Kemudian peri kecil akan mengusap-usap rambut ikal kecoklatan si anak kecil dengan diam.
Anak kecil terisak-isak kencang.

Di balik bilik kasur kecil si anak kecil, sangat jelas terdengar oleh telinga.
"Bang, bangun, sudah siang, sholat." Ujar wanita putus asa menarik kaki suaminya.
"Ibadah itu tidak bisa dipaksa-paksa, dari hati! Tau kau?" Jawabnya penuh murka menendang istrinya sampai tersungkur di depan pintu dapur.
"Bang, bangun, sudah siang, kerja." Ujar wanita tidak bertenaga menarik lengan suaminya.
"Kepalaku pusing, ini masih pagi! Tau kau?" Jawabnya dengan amarah menampar pipi kanan istrinya sampai merah.

"Jangan menangis." Masih mengusap rambut ikal kecoklatan si anak kecil dengan tangan halusnya, pinta peri kecil.
"Aku ingin membunuh Ayahku atau Ibuku." Anak kecil itu mengadu, tetapi isak tangisnya sudah melembut.
"Ini sudah jam tujuh pagi, kamu harus sekolah, anak kecil." Peri kecil mengingatkan satu-satunya hal yang membuat anak kecil itu menjadi riang kembali.
"Lekas bangun! Bel sekolah sudah berbunyi, tak mengapa, ini baru jam tujuh pagi. Ayo berlari!" Peri kecil kembali menyemangati.

Dalam langkah lekas-lekasnya ke sekolah, anak kecil itu selalu ingat bahwa yang paling ingin dia bunuh adalah dirinya yang begitu kecil. Tetapi... Dia ingat kembali, dia tidak ingin kehilangan peri kecilnya, pada pukul tujuh pagi.

5 comments:

  1. bagus, kak! tapi 'eyd'-nya musti diedit lagi kayaknya.

    ReplyDelete
  2. tapi peri kecil ini sudah pukul 10 pagi aku telat datang ke sekolah [hehehe]

    ReplyDelete
  3. Ilmu yang diajarkan tom san cong sama saya belum bisa menerjemahkan tulisan ini :)

    ReplyDelete
  4. Akh peri kecil yang bersemangat. Nice :D

    ReplyDelete
  5. ini anak kecil salah satu korban KDRT dan sinetron, ya Allah hilangkan lah sinetron2 yang tidak mendidik dan merusak morral bangsa ku
    kebayoran lama? deket rumah gw tuh

    ReplyDelete