CARI

24 November 2012

Cuma Mimpi



Semalam Satrio bermimpi. Bermimpi tentang taman luas yang sangat indah. Taman itu berumput hijau sangat rapi seperti dipasang karpet beludru. Suara angin sepoi-sepoi dan sahutan burung-burung sangat merdu terdengar, bagai mendengar dentingan piano klasik di Gereja tua. Disamping taman itu dikelilingi bunga warna-warni dengan jembatan cantik untuk menyeberang sungai kecil yang berair sangat bening. Bunga-bunga yang mengelilingi tepian taman itu tidak akan pernah layu walaupun tidak seorangpun menyiram air, sungai yang melintasi taman di samping tumbuhnya bunga-bunga itu adalah perairan alaminya. Saking murninya, air itu dapat langsung diminum manusia.

Dia pikir mungkin dirinya sedang berada di surga, lengkap dengan seorang bidadari disampingnya. Dia pikir mungkin dirinya adalah seorang adam kedua dan wanita disampingnya itu adalah hawanya. Sayangnya, tidak ada pohon buah Khuldi pada taman indah itu sehingga mengurangi suasana dramatis surga. Tidak ada pohon buah Khuldi melainkan anak kecil diantara mereka yang sedang bermain dedaunan dan bunga-bunga. Aman.... Begitu pikir Satrio di mimpi itu. Aman karena tidak ada buah Khuldi sehingga tidak seorangpun dari mereka yang dilempar ke bumi karena melanggar perintah Tuhan untuk tidak memakan buahnya.

Mimpi indah. Mimpi yang membuatnya bangun tidur dengan perasaan damai dan penuh suka cita.

Setelah mandi seperti biasa Satrio memeriksa janggut dan kumisnya, kalau-kalau ada rambut yang tidak dia inginkan tumbuh dengan liar disana. Menyemprotkan parfum kelas satu yang dibelinya di Metro tiga hari lalu. Channel 5, merek di botol parfum tertulis. Mengenakan kaos oblong putihnya dan memilih kemeja mana yang akan dipakainya hari ini untuk menghadiri rapat formal sub-manajer. Setelah semua urusan bulu-bulu wajahnya selesai dan pakaiannya selesai dikenakan, dia berjalan ke ruang tengah. Pada sudut ruang perbatasan antara ruang tamu dengan ruang utama ia mengambil gagang telepon yang berada dia atas meja kayu. Dihalangi vas bunga besar dan lampu hiasan ruangan setinggi satu meter setengah.

Setelah telepon itu tersambung ke nomor tujuan, dengan cepat-cepat dia berkata.

"Aku bermimpi tentang kamu semalam. Pada mimpi itu kamu ditemani dengan seorang anak kecil sangat cantik. Kamu menemaninya bermain di taman di samping bunga warna-warni. Kamu sabar banget jawab semua pertanyaan dia tentang bunga. Yang merah bunga apa namanya? Yang ungu bunga apa namanya? Kenapa bunga merah itu ada durinya?" Satrio memperagakan suara anak kecil pada pertanyaan tentang bunga-bunga itu.

"anakku?" Tanya suara pada seberang telepon.

"Ya sepertinya. Hidungnya mirip kamu. Di mimpi itu aku juga melihat aku, berbaring tenang di karpet terang. Memandangi langit biru yang cerah di samping bunga-bunga di pinggiran taman. Disamping kalian."

Ada hening yang cukup lama pada suara wanita di seberang telepon itu Satrio rasakan.
"Cuma mimpi". Akhirnya wanita di seberang telepon itu menyahut, atau entah bertanya.

"Ya. Mimpi yang indah". Kata Satrio yang masih saja senang.

"Sepertinya istrimu sudah memanggil, kita sudahi percakapan pagi ini." Wanita di seberang telepon itu mendengar sayup-sayup suara wanita memanggil Satrio dari kejauhan untuk segera sarapan.

"Bye. Sampai bertemu di meja kerjaku. Jangan lupa hari ini pakai rok agak longgar ya."

***

16:35 pada sandaran kubikel dongeng dan buku anak,
Gramedia Pondok Indah Mall.

6 comments:

  1. Aaah bagus mbak, ada lanjutannya kah?

    ReplyDelete
    Replies
    1. belum kepikiran mas, cuma ide selintas lewat begitu :D hehe.. makasih

      Delete
  2. wahh, kirain yg di telp. pacarnya...eh gak taunyaa :))

    ReplyDelete
  3. wah ceritanya bikin penasaran, pengin tahu kelanjutannya

    mbak, folbek blogku ya.. terimakasih
    udah aku follow blognya

    ReplyDelete
  4. annyeonghaseo .... lam knal.ouw ya u ska korea ga low ska mmmm visit my blog.kamsahamnida. bye..

    ReplyDelete