Si Tambun jalan tergopoh-gopoh menuju meja kerja anak buahnya.
"Salah apa lagi tuh anak baru?"
"Kita lihat, ngomel apa lagi dia sekarang."
Suara-suara bersahutan dari ruang sebelah yang dilewatinya.
"Wah. Perang lagi, nih!"
"Suaminya jadi kamu kirimi suplemen stamina xxx itu? Kali aja doi jadi kalem."
"Hihihihihi"
Sebuah pemandangan yang bukan lagi mencengangkan untuk beberapa orang.
"Aduh. Kasihan si Mbak itu, baru juga sebulan masuk kerja"
Mas OB iba, tetapi tidak bisa berbuat apa-apa.
"Kamu ini kerjanya ngapain aja dari tadi? Lambat banget!"
Mata Si Tambun melotot sampai mau copot–memergoki anak buahnya yang baru saja kembali dari Musala.
"Kalau dokumen ini belum jadi, kontrak kita bisa hangus. Tahu kamu?"
Dokumen itu dihentak-hentakannya dengan keras di meja, di muka anak buahnya.
"Gaji bulan depan semua karyawan satu perusahaan ada di kontrak ini!"
Suaranya, digabung dengan suara hentakan tadi, Alamak! Bukan main terdengar sampai ke Resepsionis.
"Kamu mau kita semua enggak makan bulan depan?"
Anak buahnya hanya bisa diam, sambil mengelus perutnya yang sakit, karena belum sempat makan dari kemarin siang.
Salam ya buat si tambun :)
ReplyDeletesalam melotot! o_O
Deletelong time no see...
ReplyDeletekenapa klo bos selalu di gambarkan dengan tambun ya, ada juga bos yang kurus
hahaha.. yang kepikiran pas nulis yang begitu mas :p
Delete